DSC1223
Berita PKS Sumsel Info Kegiatan

Seminar hari Ibu : Ketahanan Keluarga, Langkah Preventif dari degradasi moral dan Kekerasan Seksual

DSC1238 scaled

Palembang – Ketua BPKK DPW PKS Sumsel, Aspi Zaitun, sebagai narasumber pertama dalam seminar hari ibu (18/12/21) di hotel Amaris Palembang, memaparkan tentang ketahanan keluarga.

Menurut Aspi, Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat, memiliki peran dan fungsi strategis, integral dan melengkapi, bagi seorang ayah, ibu maupun anak-anak, keluarga menjadi penunjang tumbuh kembang dalam interaksional, situasional dan sosial-psikologis.

“Keluarga adalah sumber pengaruh pertama dan utama bagi seorang anak, orang tua adalah guru pertama bagi seorang anak, maka didiklah anak sesuai fitrahnya”, ungkap Aspi
Aspi mengingatkan sebuah hadits tentang peran setiap anggota keluarga,

DSC1235 scaled
Aspi zaitun memaparkan ketahanan keluarga

“Rasulullah SAW: “Kalian semua adalah pemimpin dan seluruh kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpin. Penguasa adalah pemimpin dan seorang laki-laki adalah pemimpin, wanita juga adalah pemimpin atas rumah dan anak suaminya. Sehingga seluruh kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpin” (HR. Muttafaqun alaihi).”, lanjut Aspi.

Ibu dari 5 orang anak ini, memandang perlunya ketahanan keluarga, setiap keluarga harus memiliki kemampuan untuk mengatasi hambatan, tantangan, ancaman, gangguan yang datang dari dalam maupun luar yang dapat menghancurkan keluarga, ditengah derasnya informasi dan pergaulan bebas, yang bermuara pada penyimpangan prilaku, seks bebas, narkoba, kriminalitas dan pemahaman sekuler, prularisme/liberalism hingga tindak kekerasan seksual.

“setiap keluarga harus membangun aspek ketahanan fisik (nutrisi dan kebugaran), psikologis (kejiwaan), ekonomi (kesejahteraan), sosial (empati dan kepedulian) dan agama (spiritual)”, jelas Aspi.

Pembicara kedua, Eko Yuliarti Siroj, Ketua Departemen Ketahanan Keluarga BPKK DPP PKS, menyampaikan materi tentang Pengarusutamaan keluarga, menjadikan keluarga sebagai basis transformasi sosial bangsa dan dasar pengambilan kebijakan.
Eko memulai paparannya dengan menampilkan beberapa pemberitaan kasus-kasus yang berkembang tentang potret degradasi nilai dan moral yang terjadi dalam keluarga belakangan ini.

IMG 20211218 111610 scaled
Eko Yuliati Siroj, narasumber secara online

Menurutnya, hal demikian terjadi berawal dari ketidakjelasannya visi dari suatu keluarga dan kurangnya ilmu tentang peran-fungsi dalam berkeluarga dan hanya berorientasi duniawi, sehingga mudah tergerus dari serbuan budaya barat, degradasi moral, narkoba, pornografi dan minuman keras.

Era Industri 4.0 memberikan dampak signifikan pada perubahan yang terjadi pada keluarga, pada porsi sumber daya keluarga, ketidakseimbangan, ketidakjelasan peran, fungsi dan tugas, menurunnya interaksi dan perlindungan serta pengawasan keluarga, hal ini memicu tekanan ekonomi, emosional, konflik anggota keluarga, lemahnya perlindungan anak, tergerus nilai-nilai agama dan keterasingan sosial.

Lanjutnya, berdasarkan data BPS, September 2020, jumlah penduduk miskin pada maret 2020 sebesar 26,42 juta orang, sedangkan rumah tangga miskin, rata-rata di Indonesia memiliki 2,66 orang anggota rumah tangga, artinya kurang lebih ada 5 jutaan orang anggota rumah tangga.

DSC1241 1 scaled
Peserta menyimak pemaparan materi

Lulusan magister jurusan Ilmu Keluarga IPB ini, menjelaskan pemerintah juga memiliki andil besar untuk mendukung terwujudnya ketahanan keluarga dalam masyarakat, tertuang di UUD 1945 Pasal 28 B ayat 1 dan 2 tentang hak berkeluarga, memiliki keturunan dari pernikahan sah serta hak anak dan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, UU no.52/2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga Bab I pasal 1.

Eko menutup dengan mengajak seluruh elemen untuk melakukan gerakan aksi setiap keluarga dan memaksimalkan peran Rumah Keluarga Indonesia (RKI) dalam pelayanan konselor keluarga. [wan]

DSC1260 1 scaled
Pemberian cinderamata kepada para narasumber